Secara teori, madu dianggap memiliki umur simpan yang tidak terbatas. Ada lima makanan di alam yang tidak pernah rusak: madu, anggur putih, cuka, gula padat, dan garam.
Pada tahun 1913, para arkeolog menemukan madu yang berumur 3.300 tahun di piramida Mesir, dan yang luar biasa, madu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan dan tetap dapat dimakan. Hal ini menunjukkan bahwa madu alami yang benar-benar matang, bila disimpan dalam jangka waktu lama, tetap dapat dikonsumsi tanpa tanggal kedaluwarsa yang pasti. Namun, karena peraturan pelabelan pangan yang diuraikan dalam UU Pangan, produsen madu biasanya menentukan umur simpan produk mereka selama 18 bulan hingga 2 tahun. Seiring berjalannya waktu, hal ini telah menjadi standar industri, dan sebagian besar madu diberi label dengan umur simpan dua tahun atau 18 bulan.
Timbul pertanyaan menarik: mengapa sebagian peternak lebah menyatakan bahwa umur simpan madu hanya satu tahun? Jawabannya jelas; mereka mungkin menjual madu yang belum matang, dan mereka khawatir bahwa penyimpanan yang tidak tepat di pihak konsumen dapat menyebabkan pembusukan. Pengertian madu yang tidak pernah rusak secara khusus mengacu pada madu matang dengan kadar air tinggi dan dapat disimpan dengan baik.
Madu secara alami mengandung berbagai ragi yang toleran terhadap gula. Ketika konsentrasi madu rendah (umumnya di bawah 40 pada skala Brix), dan kandungan air melebihi 23%, fermentasi ragi dapat terjadi, terutama pada kondisi suhu yang sesuai, seperti di musim panas. Proses fermentasi ini dapat menyebabkan konversi glukosa dan fruktosa dalam madu menjadi etanol (alkohol) dan air, melepaskan karbon dioksida dan menghasilkan banyak gelembung.
Teknik Penyimpanan Madu yang Efektif
Madu memiliki sifat sedikit asam, sehingga wadah kaca atau keramik menjadi pilihan utama untuk penyimpanan jangka panjang guna mencegah potensi kontaminasi dari logam seperti besi atau timah. Meskipun menggunakan botol plastik tidak beracun untuk menyimpan madu, disarankan untuk tidak menyimpan madu dalam waktu lama, karena nilai gizinya dapat menurun seiring berjalannya waktu.
Menyegel wadah dengan penutup sangat penting untuk mencegah paparan udara lembab, sehingga menghindari fermentasi. Simpan madu di tempat yang bersih, sejuk, dan berventilasi baik. Untuk pengawetan yang optimal, disarankan untuk menyimpan madu di lemari es, dengan memperhatikan pencegahan kontaminasi.
Kesimpulannya, meskipun madu secara teknis memiliki umur simpan yang tidak terbatas, memahami faktor-faktor yang dapat menyebabkan fermentasi dan pembusukan sangatlah penting. Mematuhi praktik penyimpanan yang benar, seperti menggunakan wadah yang sesuai, menyegelnya dengan aman, dan mendinginkannya jika memungkinkan, menjamin pelestarian kualitas dan nilai gizi madu dalam jangka waktu yang lama.