- Fruktosa dan glukosa dan sukrosa.
Ini adalah indikator penting yang mencerminkan kematangan sayang. Baik madu atau nektar yang dikumpulkan oleh lebah, lebah tidak hanya langsung dimanfaatkan, tetapi ada proses penyeduhan, yang dapat diubah menjadi madu matang setelah diseduh berulang kali.
Dengan menambahkan invertase endogen, lebah mengubah sukrosa asli dan pati menjadi gula pereduksi, glukosa, dan fruktosa, masing-masing, untuk mencapai gula pereduksi 65% menjadi 80%, dan kandungan sukrosa 5% sebagai berikut. Selain glukosa dan fruktosa, madu mengandung berbagai vitamin, mineral dan asam amino.1 kilogram madu mengandung 2.940 kalori.
- Hidroksimetilfurfural.
Hydroxymethylfurfural adalah salah satu indikator yang mencerminkan kesegaran sayang. Ini mencerminkan kemurnian madu dan merupakan indikator penting untuk membedakan apakah madu dipalsukan. Setelah diproses atau dicampur, kandungan hidroksimetilfurfural madu tidak boleh melebihi 40 mg/kg. Namun, jika campuran madu dan madunya diindikasikan di negara atau wilayah sekitar iklim tropis, kandungan hidroksimetilfurfural tidak boleh melebihi 80 mg/kg.
Penyebab terjadinya hidroksimetilfurfural yang berlebihan adalah: Pertama, kualitas sumber madu untuk menghasilkan produk madu rendah.
Kedua, Kelembaban yang berlebihan.
Ketiga, madu itu sendiri bersifat asam. Jika dipanaskan dan disimpan dalam waktu lama, fruktosa dan glukosa dalam madu akan terdehidrogenasi membentuk hidroksimetilfurfural.
Keempat, semakin tinggi suhu dan semakin lama penyimpanan dan pemrosesan, semakin banyak hidroksimetilfurfural yang dihasilkan.
- aktivitas amilase.
Amilase adalah enzim dalam sayang produk. Aktivitas amilase merupakan indikator untuk menentukan kandungan enzim dalam madu. Ini adalah indikator karakteristik madu dan indikator kematangan madu.
Ada tiga alasan utama penurunan aktivitas amilase:
Pertama, masing-masing perusahaan tidak memiliki peralatan konsentrasi vakum, dan hanya menggunakan panci besi untuk memanaskan dan berkonsentrasi secara langsung, suhu pemanasan sulit dikendalikan, dan aktivitas amilase cenderung menurun selama proses konsentrasi.
Kedua, kondisi penyimpanan dan waktu penyimpanan produk juga akan mempengaruhinya. Umumnya, semakin tinggi suhu, semakin lama waktu, semakin rendah aktivitas amilase.
Ketiga, hal ini disebabkan oleh penggunaan sirup pati tanpa aktivitas amilase untuk membuat palsu sayang.
- Kelembaban.
Umumnya kandungan air madu adalah 16% sampai 20%. Jika kadar air meningkat, kadar gula relatif berkurang, yang menyebabkan madu mudah terfermentasi dan memburuk, yang sangat mempengaruhi penyimpanan dan penjualan madu.